Manusia dan Zona Waktu

Zona waktu pada dasarnya merupakan perbedaan waktu yang didasarkan pada perbatasan wilayah tertentu. Seseorang pernah membuka mulut untuk mengutarakan pendapatnya terkait zona waktu. Ia menggunakan dua kota, Mekkah dan Jakarta untuk dijadikan contohnya. Waktu di Mekkah empat jam lebih awal daripada Jakarta, namun bukan berarti Jakarta lambat atau Mekkah cepat. Kedua kota besar itu beroperasi sesuai dengan zona waktunya masing-masing.

Contoh lain yang ia ungkapkan, yaitu masa jabat mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, berakhir di usianya yang ke 55 tahun. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump maju di usianya yang ke 70 tahun. Lagi-lagi, perbedaan usia ini membuatnya bersikeras bahwa semua bekerja sesuai dengan zona waktunya.

Artikel kali ini akan saya tujukan kepada ia yang berpendapat demikian, bahwa saya setuju. Manusia memiliki kemampuan dan kapasitas yang berbeda, beberapa bisa menyelesaikan tugas secepat kilat, dan beberapa hanya mampu menyelesaikan secara bertahap. Namun akhir dari kedua jenis pribadi tersebut sama : tugas selesai. Maka, jangan bandingkan kemampuanmu dengan kemampuan orang lain. Sadarilah bahwa setiap manusia Allah ciptakan dengan sebuah kelebihan tersendiri yang membuat hamba-Nya berbeda.

Hidup ini seperti ajang lomba lari, setiap peserta berada di jalurnya masing-masing dan dengan kelebihan yang berbeda. Pelari nomor satu, pelari yang telah berkarir selama bertahun-tahun dan dikenal dengan keseimbangannya dalam berlari. Pelari nomor dua, pelari pemula yang dikenal dengan ketangkasannya dalam menakklukkan kemenangan. Pelari ketiga, pelari yang yakin bahwa ia akan menang setelah asam dan pahit yang ia rasakan selama berlatih. Menurut kalian, siapa yang dapat dikatakan pemenang?

Mereka semua adalah pemenang, mereka berlari kencang tanpa peduli keringat yang bercucuran di tubuhnya, mereka tidak peduli dengan para audience yang melontarkan asumsi bahwa mereka bisa saja kalah. Mereka terus menatap ke depan dan berlari, menggenggam erat keyakinan mereka dan berbisik dalam hati, “Aku bisa.”
Ketiga pelari sampai di garis finish, walaupun tidak secara bersamaan, kali ini terbukti lagi bahwa semua didapatkan sesuai dengan zona waktunya. Tidak peduli dengan kekalahan antar pelari, mereka berhasil mengalahkan diri mereka sendiri. Mereka adalah juara di hati mereka masing-masing.

Apa maksudnya? Bagaimana bisa perlombaan seperti itu dijadikan sebuah contoh?

Saya pernah membaca sebuah kutipan dari seorang tak bernama, “Look in the mirror, that is your competition.” Artinya, musuh terbersarmu adalah dirimu sendiri. Dirimu yang membangun sebuah pemikiran bahwa kamu terlambat, bahwa kamu tidak akan bisa berhasil seperti mereka. Vince T. Lombardi mengungkapkan perbedaan orang berhasil dengan yang sebaliknya, “The difference between a successful person and other is not lack of strength, not lack of knowledge, but rather a lack of will.”

Kesuksesan yang didapatkan seseorang, menurut Vince T. Lombardi didapatkan ketika seseorang memiliki keinginan untuk berhasil. Keinginan tersebut dapat diwujudkan dengan bantuan rasa percaya diri dan sebuah keyakinan bahwa ia bisa.Confidence is created inside yourself by believing ‘I can do this’.

Jangan iri kepada mereka yang di depanmu dan jangan mengejek mereka yang di belakangmu. Itu adalah zona waktu mereka dan kamu berada di zona waktumu sendiri. Kamu tidak lebih cepat dan tidak terlambat. Berusahalah, yakinkan dirimu bahwa kamu bisa berhasil. Jangan takut, berdasarkan kutipan dari Instagram @weareseeds.id & @dear.arrahim “Sekarang kita kuat karena pernah lemah. Kita berani karena pernah takut. Kita bahagia karena pernah sedih. Kita dewasa karena pernah belajar dari kesalahan.”

Maka dari itu, kamu pasti berhasil, kamu hanya perlu berusaha, berproses, dan bersyukur. Jangan takut terjatuh karena dengan begitu kita bisa bangkit. Kita berhasil karena kita pernah gagal dan kita menang karena kita pernah berjuang.


Jangan lupa, iringi perjuanganmu dengan doa. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Mukmin ayat 60:

Allah akan merespons dan menjawab keinginan hamba-Nya yang berdoa. Maka, perjuangkan keinginanmu dengan sebaik-baiknya niat. Yakinkan hati dan dirimu bahwa kamu bisa, berdoalah agar segalanya menjadi lebih mudah.

Selamat berjuang, sahabatku!
Jangan lupa bersyukur.
Stay positive, keep your prayer, gain your dunya-akhirat success. It’s about the process you have to appreciate and it’s about time you will get paid of the blood, sweat, and tears you’ve shed.

Mohon maaf bila ada kesalahan kata dan pilihan kutipan, semoga bermanfaat.
Salam sahabat!😸💜

















Komentar

  1. Jazakillahu Khairan katsiiran, for good writers and make me want to have more spirit:"

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca!

Postingan Populer