Kendali Dunia

Teman-teman pasti tahu definisi dari broken home, bukan? Ya, broken home adalah istilah bahasa Inggris yang diberikan kepada orang-orang dengan keadaan rumah tangga tertentu. Misalnya, keadaan rumah tangga dengan perceraian orang tua. Pada umumnya, perceraian orang tua dinilai buruk oleh beberapa orang dewasa dan remaja. Menurut mereka, perceraian orang tua menjadi faktor utama yang dapat memperburuk kepribadian seorang anak. Benar, tetapi tidak semua anak memiliki respons negatif terhadap itu. Bukan berarti mereka tidak peduli dengan keharmonisan kedua orang tuanya. Tetapi, mereka ingin terus menjaga kepercayaan kedua orang tuanya untuk membuktikan bahwa perceraian tidak menjadi penghalang baginya.
Bahkan, beberapa orang tua memutuskan untuk membawa anaknya ke psikolog agar kejiwaan anak terelaksasi. Ketika orang tua membawa anaknya ke psikolog, bukan berarti mereka menganggapnya tidak waras maupun selebihnya. Mereka hanya ingin kejiwaan anaknya tetap stabil setelah badai yang mereka ciptakan sewaktu perceraian.
Untuk teman-teman yang broken home, perceraian memang mengakhiri kebersamaan dan keharmonisan keluarga, tetapi dia bukan akhir dari segalanya. Kalian hanya kehilangan kendali, bukan dunia. Kalian hanya kehilangan kebiasaan untuk tetap bersama, bukan kehilangan orang tua. Maka dari itu, teruslah melangkah, jangan terpuruk dalam kesedihan dan kekecewaan. Masih ada orang yang lebih tersakiti daripada kalian. Tersenyumlah, bangkit, dan taklukkan duniamu lagi! 💪😀
Aku rasa, bangkit dan berusaha untuk tersenyum lagi akan terasa mudah bila situasi yang terjadi hanyalah 'orang tua berpisah'. Pasti ada sebagian dari kalian mempertanyakan hal ini.
"Bagaimana jika orang tuaku berpisah, lalu salah satu atau bahkan keduanya memulai keluarga baru (menikah lagi)?"😫💔
Awalnya mungkin akan sulit untuk menerima. Namun, itulah hal yang harus kalian biasakan. Karena perceraian orang tua adalah langkah pertama kalian belajar untuk ikhlas. Bayangkan saja. Mereka menikah lagi belum tentu karena mereka saling membenci. Tugas kamu sebagai seorang anak adalah berusaha mengambil sisi positif dari segala yang kamu anggap sebuah malapetaka. Pasangan hidup baru bagi orang tua kalian bukan dimaksudkan untuk menjadi 'ibu/bapak baru' kalian, tetapi untuk merawat mereka di hari tua nanti.
Jadi, sebagai seorang anak broken home, belajarlah untuk menerima dengan ikhlas dan terus berusaha berpikiran positif. Karena pada saat itu juga, kamu menjadi kendali atas duniamu sendiri.
Setelah ini, kalian akan membaca makna perceraian dari sudut pandangku. Lalu kalian akan mengerti sedikit dari kisahku.
Tidak ada yang mengatakan bahwa sebuah perceraian dan perpecahan keluarga tidak menyakitkan. Menurutku, perceraian orang tua memang menyakitkan. Karena mereka adalah kendali duniaku. Seorang bapak sebagai kendali duniaku secara fisik dan seorang ibu sebagai kendali duniaku secara mental. Ketika orang tuaku bercerai, aku sempat jatuh dan malas untuk menikmati dunia. Toh, itu tidak ada gunanya bila kedua orang tuaku tidak bersanding denganku untuk menikmatinya.
Sebagai seorang anak, aku merasa mimpi burukku benar-benar menjadi nyata. Belum lagi, hal yang mungkin sempat kalian pertanyakan tadi terjadi. Sejujurnya, hidup terasa lebih berat lagi ketika salah satu atau kedua orang tua menikah lagi. Karena tampaknya perceraian itu dapat dibenahi dengan mudah. Aku sempat kesal, bahkan aku tidak sanggup bertukar kabar dengan salah satu orang tuaku setelah mengetahui dia menikah lagi. Mungkin sekitar delapan belas bulan aku membatasi diri. Aku takut tersakiti dan takut kecewa lagi.
Ternyata, aku melihat secercah cahaya yang berusaha memasuki celah gelap duniaku saat aku mulai bisa menerima keadaan. Sebuah keluarga baru selalu berusaha untuk memberiku kehangatan. Aku menyadari bahwa perceraian dan keluarga baru tidak seburuk perkiraanku. Aku bersyukur karena selama berproses aku tidak memutuskan untuk membenci. Sekarang aku sudah bisa menerima keadaan dengan meyakinkan diriku bahwa perceraian dan keluarga baru bukan menjadi urusanku. Kedua hal itu adalah urusan orang tuaku. Aku hanya seorang anak yang berkewajiban untuk mematuhi dan menerima segala keputusannya. Aku hanya berhak untuk berpendapat dan mendapatkan kasih sayang.
Pelajaran yang dapat  kupetik dari pengalamanku, aku tidak perlu khawatir dengan perceraian orang tuaku. Karena kata mereka, tidak ada mantan orang tua dan tidak ada mantan anak. Itulah yang aku percaya sampai saat ini. Kini aku titipkan orang tuaku kepada seseorang yang menjadi pendamping hidupnya, rawatlah orang tuaku. Mungkin saja aku tak sempat menghapus keringat lelahnya saat dia berjuang demi memenuhi kebutuhan hidupku.
Begitulah cerita singkatku. Mudah-mudahan ada sisi positif yang dapat teman-teman ambil dari tulisan ini. Jangan merasa terintimidasi bila kalian tidak satu suara denganku. Inilah pendapatku, inilah yang dapat aku sajikan dari sudut pandangku. Semoga kalian selalu bahagia. Jangan meragukan diri, ambil kendali, dan menangkan medali dunia kalian.😁💛
Setiap kisah memang memiliki awal dan akhir yang berbeda. Maka dari itu, jangan takut berproses. Ambil hal positif yang dapat mengubah kalian menjadi lebih baik. Dengan begitu, kuharap kalian bisa menyadari bahwa keadaan akan menjadi lebih baik.
Angkat dagumu, jangan lupa tersenyum.
Salam sahabat! 😺💜

Postingan Populer